Friday, October 08, 2004

Uzlah

Fariq bin Gasim Anuz

Manusia berbeda pendapat tentang uzlah (mengisolir diri dari manusia) dan bergaul dengan manusia, manakah yang lebih utama di antara keduanya?
Mereka yang menganggap uzlah itu lebih utama, berhujjah dengan hadits Abi Said, ia berkata, "Ada orang yang bertanya, 'Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling baik itu?' Beliau menjawab, 'Seorang yang berjihad dengan diri dan hartanya, dan seorang yang tinggal di bukit terpencil beribadah kepada Rabbnya dan meninggalkan manusia karena kejahatannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits Uqbah bin Amir radiallahu anhu, ia berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?' Beliau menjawab, 'Kendalikanlah lidahmu, dan tetaplah tinggal di rumahmu, serta menangislah atas kesalahanmu." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini dalam Tahqiq kitab As-Shamth wa adabul lisan Oleh Imam Ibnu Abi Ad-Dunya)
Mereka yang beranggapan bahwa bergaul dengan manusia itu lebih utama berdalil dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar menghadapi gangguan mereka itu lebih baik dari pada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar menghadapi gangguan mereka." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Apabila engkau sudah tahu manfaat-manfaat dan kerugian-kerugian uzlah, maka tidaklah bisa dihukumi secara mutlak bahwa uzlah itu lebih utama atau bergaul dengan manusia itu yang lebih utama, tetapi haruslah dilihat person dan kondisinya. Harus dilihat pula orang yang digaulinya serta kondisi orang tersebut. Juga harus dilihat faktor apa yang mendorong untuk berhubungan dengannya. Apa sisi posifit dan negatif akibat berhubungan dengan orang lain, lalu bandingkan antara keduanya, baru setelah itu menjadi jelas mana yang lebih utama antara keduanya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hafizhahullah berkata dalam Syarh Riyadus Shalilih juz 6 halaman 198, "Ketahuilah bahwa yang paling utama adalah seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka. Orang yang demikian itu lebih utama dari seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka. Tetapi terkadang terjadi perkara-perkara yang menjadikan uzlah itu lebih baik dari bergaul dengan manusia. Yang demikian apabila manusia takut fitnah mengenai dirinya, seperti tinggal di negeri yang diterapkan padanya peraturan-peraturan yang mengharuskan ia menyimpang dari diennya, atau harus mendakwahkan bid'ah, atau ia melihat bahwa kemaksiatan telah merajalela, ia takut terimbas dan terjerumus ke lembah dosa dan nista, maka dengan kondisi yang ada itu uzlah lah yang lebih baik bagi dia.... Inilah perinciannya, bahwa uzlah itu lebih baik, jika dengan bergaul dapat menimbulkan keburukan dan kerusakan bagi agama dia. Apabila tidak menimbulkan keburukan dan fitnah maka kembali ke hukum asal bahwa bergaul
dengan manusia itu lebih utama, karena ia dapat melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, berdakwah menyampaikan kebenaran, menjelaskan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka hal ini lebih baik bagi dia."
[Disarikan dari buku Mukhtashar Minhajul Qashidin, hal 118-126, karya Al-Imam Ibnu Qudamah, dengan tambahan dari beberapa buku lainnya]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home