Thursday, January 19, 2006

Menyambut Buah Hati

I. Anak Merupakan Ujian

“Dan ketahuilah! Sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah fitnah/ujian. Dan sesungguhnya Allah di sisi-Nya lah ada ganjaran yang besar. "(Al Anfal : 28 )

"Harta dan anak2 adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik menjadi harapan." (Al Kahfi: 46)

"Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak." (Al Isra : 64)


II. Anak merupakan Buah Hati Orang Tua

Dari Abi Musa Al ‘Asy’ari : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila mati anak seorang hamba, Allah berfirman kepada para Malaikat-Nya, ‘Kamu telah ambil anak dari hamba-Ku ?’
Jawab mereka, ‘Ya.’
Maka Allah berfirman, ‘Kamu telah ambil buah hatinya?’
Mereka menjawab,’Ya.’
Maka Allah berfirman,’Apa yang diucapkan hamba-Ku?’
Jawab mereka,’ Ia memuji Engkau dan istirja (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un).’
Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku satu rumah di surga dan namakanlah rumah tersebut dengan baitul hamdi (rumah pujian).’
(Riwayat Tirmidzi no. 1023, dia berkata,”Hadits ini hasan gharib.” )

III. Anak Merupakan Bagian Usaha Orang Tua

Dari ‘Aisyah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,”Anak seseorang itu dari hasil usahanya, (bahkan) dari sebaik-baiknya usahanya, maka bolehlah kamu memakan dari harta-harta mereka.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang ialah hasil usahanya dan anaknya adalah dari usahanya.” (Hadits shahih Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, dan lain-lain dari jalan ‘Aisyah)

Dari Abdulllah bin Amr bin Ash, sesungguhnya ada seorang laki-laki pernah datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia berkata,” Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta dan anak. Dan sesungguhnya bapakku telah mengambil hartaku.”
Beliau bersabda, “Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu. Dan sesungguhnya anak-anak kamu itu sebaik-baik dari usaha kamu, maka makanlah dari usaha anak-anak kamu.”
(Hadits hasan riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

IV. Beberapa ibadah khusus yang dapat dikerjakan oleh anak kandung untuk orang tuanya adalah:
a. Sedekah
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha: Bahwasannya ada seorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi,
” Sesungguhnya ibuku wafat dengan tiba-tiba dan saya kira kalau beliau sempat berbicara niscaya beliau akan bersedekah, maka apakah beliau akan mendapat pahala kalau saya bersedekah untuknya, dan saya pun mendapat pahala ?”
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Ya, bersedekahlah untuknya.”
(Hadits shahih riwayat Bukhari (no. 1388 dan 2760) dan Muslim (3/81,82, dan 5/73) dan Abu Dawud, Nasa’I, Malik, Ahmad, dan Ibnu Majah.
b. Puasa Nazar
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha : Sesungguhnya Rasullallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Barang siapa yang mati meninggalkan puasa hendaknyalah walinya (anaknya) menggantikan puasanya.” (Hadits shahih riwayat Bukhari no. 1952 dan Muslim 3/155 dan lain-lain.)
c. Haji
Dari Abdullah bin Abbas, bahwasannya ia berkata : Fadhl bin Abbas pernah membonceng di belakang Rasullallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu datanglah seorang wanita dari suku Khats’am meminta fatwa kepada beliau. Maka Fadhl pun melihat kepadanya dan wanita itu pun melihat Fadhl. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memalingkan wajah Fadhl ke pihak lain.
Berkata wanita tersebut,” Ya Rasulullah, sesungguhnya kewajiban haji yang Allah telah fardhukan kepada bapakku yang telah tua usianya yang tidak sanggup lagi untuk tetap duduk di atas kendaraan, maka apakah boleh aku menghajikannya ?”
Jawab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ Ya, hajikanlah untuknya.”
Berkata Abdullah bin Abbas,”Kejadian tersebut pada waktu ibadah Haji Wada.”
(Hadits shahih riwayat Bukhari (no. 1513, 1854, 1855, 4399, 6228) dan Muslim 4/106.


V. Keutamaan Wanita yg Wafat ketika Melahirkan
“…..Dan perempuan yang wafat dalam keadaan hamil mati syahid.” Dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Darimi, Ath Thayalisiy dari jalan ‘Ubaidah bin Shamit. Dan Al Albani mengatakan sanad hadits ini shahih dalam Ahkaamul Janaa-iz hal 53-54. Demikian juga perempuan yang wafat ketika melahirkan dalam kitab Abdul Hakim bin Amir Abdat ‘Menanti buah hati dan hadiah untuk yg dinanti.’

“…. Dan perempuan yang mati dalam keadaan hamil sebagai syahid.” Dikeluarkan oleh Imam Malik, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim dari jalan Jabir bin ‘Atik dishahihkan oleh Al Albani dalam Ahkaamul Janaa-iz 54-55.

VI. Setiap Anak Dilahirkan dalam Keadaan Su ci
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang haji karena Allah dan dia tidak mengerjakan rafats dan tidak maksiat, niscaya dia akan kembali seperti waktu dia dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari no. 1521,1819,1820 dan Muslim 4/107-108 dari jalan Abu Hurairah.
“bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” An Najm : 38.

VII. Tartib Amal Ketika Anak Itu Lahir

a. Pada Hari kelahiran Memberi nama, mentahnik, dan mendo’akan keberkahan
Dari Abu Musa, dia berkata, “ Telah dilahirkan untukku seorang laki-laki. Lalu aku membawanya kepada Rasullallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau menamakannya Ibrahim, lalu beliau mentahniknya dengan sebuah kurma, dan mendo’akan keberkahan untuknya, lalu beliau menyerahkannya kepadaku (kembali).” (Hadits shahih riwayat Bukhari no. 5467 dan 6197, serta Muslim 6/175)

b. Pada Hari ketujuh : ‘Aqiqah, memberi nama, mencukur rambut, dan bersedekah.
Dari Samurah bin Jundub : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, disembelih kambing untuknya pada hari ketujuh dan dicukur rambutnya, dan diberi nama.” Hadits shahih diriwayatkan Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1522, Nasa’I 4231, Ibnu Majah 3165, dan Ahmad 5/7-8 dan lain-lain.

Dalam kitab Abdul Hakim bin Amir Abdat ‘Menanti buah hati dan hadiah untuk yang dinanti’ disebutkan kitab-kitab Tuhfatul Mudud, Irwaa’ul Ghalil, Ahmad, Tirmidzi, Baihaqiy, serta Tuhfatul Ahwaadziy Syarqh Tirmidzi dijelaskan dengan baik tentang bersedekah seberat timbangan rambut dengan perak.

VIII. Sunnah Khitan
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau telah bersabda “Fithrah itu ada lima perkara.:
1. Khitan
2. Mencukur bulu kemaluan
3. Mencukur kumis
4. Menggunting kuku
5. Dan mencabut/mencukur bulu ketiak.”
Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari no. 5889, Muslim 1/53, Abu Dawud 4198, Tirmidzi 4/184, Nasa’i (1/13, 14, dan 15), Ibnu Majah 292, dan Ahmad (2/229, 239, 283, 410, 489).

Maraji :
a. Al Qur'an
b. Shahih Bukhari
c. Menanti Buah Hati dan Hadiah untuk Yang Dinanti oleh Abdul Hakim Bin Amir Abdat.
d. Begini Seharusnya Mendidik Anak oleh Al Maghribi bin as-Said al-Maghribi

Thursday, January 12, 2006

Ronin

samurai tak bertuan tengah bertarung

suara pedang beradu
nafas pun makin memburu
tak membuat semangatnya surut
dentingan logam dan sayatan pedang bercampur
kebencian dan luapan kemenangan nampak jelas

dibunuh atau terbunuh bukanlah pilihan

tak berasa lagi perih menyelimuti tubuh
dengan senyum simpuh ikuti kata jiwa
halau gundah hati yg menjalar
menatap sinis dinginnya pertempuran

takkan mudah terjerembab dengan satu ayunan saja
kaulah raja perang
membelai musuh dengan samurai
menidurkan mereka tanpa sadar
entah berapa ratus kepala telah terbuai

hatimu tidak menyangkal kau manusia biasa
dengan sehelai nyawa dan seutas harap
siapa pun dapat meminta kepalamu
tapi apa yg membuatmu tak bergeming ?

bekal apa yg ada dikepalamu ?

menembus barisan musuh berlapis2 tanpa gentar

kadang berlari kadang berjalan
menantang maut lebih awal
antara percaya dan tidak
ia bagai anak kecil yg memainkan mainannya
iblis haus darah begitulah musuh membatin

yaa ronin...
setelah sekian lama tak berkedip
mata ini bergidik melihatmu bersimbah darah
panah2 itu menembus tubuhmu
akankah ini pertarungan terakhirmu?
tapi ia tetap bangkit siap menyabung nyawa

panah mereka seolah hanya menyapa
menyentuh dan memberi salam hingga ke hati

tiba2 tubuh kokoh itu terjerembab
ketika sebuah tombak menancap dari belakang
samurai tak bertuan berhenti sesaat
mencoba tuk bangkit kembali
rupanya bumi ingin memeluk dan tak ingin melepas lagi

sekujur tubuhnya tak mampu ia gerakkan lagi
dengan pandangan penuh kebanggan ia menatap langit
bibirnya tersenyum puas penuh misteri

tanpa komando lagi.....
besi2 tajam berdatangan
bertubi-tubi mencerai berai tubuhnya
seakan ingin dikenang melepas legenda sang ronin

semua mata memandang tak percaya
medan tempur pun terpaku

melejitnya jiwa sang ronin menghenyakkan semua mata
gemuruh pertempurah lenyap sesaat
sang ronin telah tumbang

Yaa Ronin.....
selamat jalan....
kau memang tak bertuan
tapi kau Ber-Tuhan
karena kau selalu bertarung untuk-Nya

Allahu Akbar!!!
gema takbir pecahkan kesunyian
perang kembali berkecambuk
menelan legenda sang ronin
menyisakan semangat tempur tanpa batas

Sunday, January 08, 2006

Gone Too Soon

Matahari karya agung Pencipta
Memancar energi tak jenuh
Menguak misteri kelamnya malam
Menembus takbir mendung

Matahari.. idolaku...
Tersenyum tanpa bicara
Tersohor tanpa iklan
Terbang tanpa sayap

Hari itu kau bicara dengan titik
Menggemakan kebenaran akhir zaman
Walau seribu satu keinginan
Dengan seribu satu alasan
Kau tetap tak bergeming

Ku tahu cintamu pada manusia
Memberi mereka energi tanpa batas
Tatapanmu tak berkedip mengawasi
Hatimu tak pernah sepi mendoakan

Tapi ku tersadar
Tak mungkin memeluk
Tubuh fana ini akan hancur menyentuh
Api azab akan membakar hangus semua

Sebab tulah kuhargai sikapmu menjauh di angkasa

Biarlah ada jarak memisahkan
Menatapmu dari tempat tersembunyi
Tapi ketahuilah sahabat....

Bumi ini kan selalu mengharapmu
Menanti setiap ulasan senyum hangatmu

Yaa Matahari,
Tetaplah disana
Bersabarlah sampai waktunya
Waktu dimana semua makhluk berkumpul